Sejarah Proklamasi ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan

Kotabaru (Kalsel) Bameganews.com – Kotabaru (Kalimantan Selatan) SETIAP TANGGAL 17 MEI, masyarakat Kalimantan Selatan memperingati sebuah momen penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia. Tepat 72 tahun lalu, pada 17 Mei 1949, dikumandangkan Proklamasi Kalimantan, sebuah pernyataan tegas bahwa Kalimantan adalah bagian tak terpisahkan dari Republik Indonesia.
Peristiwa ini merupakan respons langsung terhadap Perjanjian Linggarjati yang secara sepihak menyebut hanya Pulau Jawa sebagai wilayah sah Republik Indonesia. Proklamasi ini menjadi simbol perlawanan rakyat Kalimantan terhadap penjajahan Belanda dan bentuk solidaritas terhadap cita-cita kemerdekaan Indonesia yang utuh dari Sabang sampai Merauke.
Awal Perlawanan di Kalimantan
Perlawanan rakyat Kalimantan bermula pada 18 November 1946, ketika Letnan Asli Zuhri dan Letnan Muda Mursyid bertemu dengan Letkol Hasan Basry di Haruyan, Hulu Sungai Tengah. Mereka membentuk Batalyon ALRI Divisi IV (A) di bawah komando Letkol Hasan Basry. Pasukan ini dibentuk dengan menggabungkan kekuatan militer lokal seperti Pasukan Banteng Indonesia.
Untuk menghindari gempuran Belanda, markas pasukan ini berpindah-pindah, mulai dari Haruyan hingga Birayang. Karena terus diburu, akhirnya markas besar dianggap “di mana pun Hasan Basry berada” termasuk keberadaan beliau dan pasukannya di kabupaten kotabaru (desa bungkukan).
Pada 16 Mei 1948, ALRI Divisi IV (A) menyatakan sikap: mereka tetap bagian dari Angkatan Perang Republik Indonesia, tidak akan hijrah ke Jawa, dan tidak akan melanggar isi Perjanjian Linggarjati. Namun, sikap ini dibalas dengan ultimatum Belanda pada 20 Mei 1948 yang menuntut pasukan menyerah. Tentu saja, hal ini justru memicu gelombang perlawanan yang lebih luas di berbagai daerah Kalimantan.
Detik-Detik Proklamasi 17 Mei
Proklamasi Kalimantan lahir dari perjuangan gigih dan koordinasi yang cermat. Pada 7 Januari 1949, dibentuk Panitia Persiapan Proklamasi yang diketuai oleh H. Aberani Sulaiman. Rapat-rapat dilakukan secara rahasia untuk menghindari intelijen Belanda.
Teks proklamasi akhirnya dirumuskan di Telaga Langsat pada 15 Mei 1949, lalu diketik oleh Romansie sebanyak 10 salinan. Esoknya, teks tersebut dibawa ke tempat persembunyian Hasan Basry di Ni’ih untuk ditandatangani.
Puncaknya, pada 17 Mei 1949 di Mandapai, digelar upacara proklamasi secara sederhana namun penuh makna. Bendera Merah Putih dikibarkan oleh pejuang, lalu diturunkan kembali untuk menghindari deteksi musuh. Letkol Hasan Basry secara langsung membacakan proklamasi di hadapan rakyat dan para pejuang.
Untuk menyebarluaskan kabar ini, seorang kurir bernama Tarsan ditugaskan menempelkan teks proklamasi di pasar Kandangan pada 20 Mei 1949. Berita ini kemudian menyebar luas hingga ke Banjarmasin dan seluruh Kalimantan.
Isi Proklamasi 17 Mei 1949:
PROKLAMASI
MERDEKA,
DENGAN INI KAMI RAKYAT INDONESIA DI KALIMANTAN SELATAN, MEMPERMAKLUMKAN BERDIRINYA PEMERINTAHAN GUBERNUR TENTARA DARI “ALRI” MELINGKUNGI SELURUH DAERAH KALIMANTAN SELATAN MENJADI BAGIAN DARI REPUBLIK INDONESIA, UNTUK MEMENUHI ISI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 YANG DITANDATANGANI OLEH PRESIDEN SOEKARNO DAN WAKIL PRESIDEN MOHAMMAD HATTA.
HAL-HAL YANG BERSANGKUTAN DENGAN PEMINDAHAN KEKUASAAN AKAN DIPERTAHANKAN DAN KALAU PERLU DIPERJUANGKAN SAMPAI TETES DARAH YANG PENGHABISAN.
TETAP MERDEKA!
KANDANGAN, 17 MEI 1949
ATAS NAMA RAKYAT INDONESIA DI KALIMANTAN SELATAN
GUBERNUR TENTARA
HASSAN BASRY
Proklamasi 17 Mei menjadi simbol semangat tak kenal menyerah rakyat Kalimantan Selatan untuk mempertahankan kemerdekaan. Momen ini kini dikenang sebagai tonggak penting dalam sejarah nasional yang memperlihatkan bahwa semangat kemerdekaan benar-benar merata di seluruh penjuru negeri.
TANHANA DHARMA MANGRWA
MERDEKA 💪🇮🇩🇮🇩🇮🇩
Sumber: https://www.sekilashabar.com